Desa Ambengan

Di balik belokan jalan desa di Desa Ambengan, tersembunyi sebuah permata pendidikan yang memancarkan kehangatan dan dedikasi: SD N 1 Ambengan. Sekolah ini bukan sekadar bangunan, melainkan sebuah tempat belajar yang unik, membuktikan bahwa kualitas tidak selalu diukur dari luasnya halaman atau megahnya arsitektur.

Memasuki gerbang sekolah, pandangan mata akan langsung disambut oleh mural penuh semangat bergambar karakter ikonik dan tulisan, "AYO BELAJAR". Sebuah pengingat visual yang kuat akan esensi tempat ini.

Keterbatasan fisik justru membentuk ciri khas sekolah. Sekolah ini, yang dengan bangga menyatakan dirinya "Menyelenggarakan Pendidikan Bebas Pungutan bagi Seluruh Siswa," memiliki jumlah siswa yang terbilang minim, menciptakan suasana kekeluargaan yang kental. Dengan total siswa yang minim seperti kelas 6 dengan hanya 10 orang dan kelas 1 sebanyak 14 orang, interaksi antara guru dan murid menjadi sangat personal. Total guru yang berjumlah sekitar 10 orang memastikan setiap anak mendapatkan perhatian optimal.

Keunikan lain terletak pada desain ruang kelasnya. Alih-alih terisolasi, setiap kelas memiliki sekat dan pintu yang menghubungkannya langsung ke kelas lain. Desain ini secara implisit mendorong kolaborasi dan rasa kebersamaan antar jenjang usia.

Di dalam, dinding kelas bertransformasi menjadi galeri apresiasi. Setiap kelas dihiasi dengan pojok baca dan pajangan karya-karya terbaik siswa. Pemandangan seorang siswi asyik memilih buku di rak koleksi perpustakaan mini menunjukkan bahwa literasi adalah denyut nadi di sini. Ini adalah cara SD N 1 Ambengan merayakan kreativitas, menanamkan kebanggaan, dan memupuk budaya membaca buku sejak dini.

Meskipun memiliki keterbatasan lapangan yang sempit dan akses menuju kantin yang berada di bawah ruang kelas, dinamika sekolah tetap hidup. Selain itu salah satu ruang kelas, yaitu kelas 5, dapat bertransformasi menjadi aula untuk rapat orang tua siswa, menunjukkan adaptabilitas komunitas sekolah.

SD N 1 Ambengan adalah narasi tentang ketulusan pendidikan. Ia bukan sekolah yang menjanjikan fasilitas serbamewah, melainkan tempat yang menawarkan hal yang jauh lebih berharga: lingkungan belajar yang penuh perhatian, apresiasi, dan semangat literasi yang tak pernah padam. Di tengah desa Ambengan yang bersahaja, sekolah ini membuktikan bahwa pendidikan yang berkualitas adalah perihal hati, bukan hanya infrastruktur.

Nama Penulis: Dina Afriana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Universitas Pendidikan Ganesha